Langsung ke konten utama

5 Cara komunikasi Positioning


Lima Cara Mengomunikasikan Positioning

January 22 2013 | By Sigit Kurniawan
 Sumber Ilustrasi: http://rctl-mkt101.blogspot.com/2011/08/product-differentiation.html


Pada tulisan "Cara Bangun Positioning Merek yang Kuat" dijelaskan empat hal terkait dengan cara membangun positioning yang kuat, yakni customer, company, competitor, dan change. Tulisan berikut adalah lima cara bagaimana mengkomunikasikan positioning itu agar sampai dan mudah dipahami oleh konsumen.

1. Be Creative
Kreativitas dalam mendesain positioning mutlak diperlukan. Alasannya, desain positioning bukan standar-standar saja dan tidak memiliki daya tarik. Kreativitas ini diperlukan untuk merebut perhatian konsumen. Harapannya, positioning yang kreatif ini dengan gampang tertanam di benak para pelanggannya secara positif.

2. Simplicity
Agar gampang dipahami dan diterima oleh pelanggan, positioning harus bisa disampaikan sesederhana mungkin. Dengan penyampaian yang sederhana, pelanggan tidak usah berpikir keras untuk memahaminya.

3. Flexible
Positioning yang baik harus dinamis. Positioning ini harus dikontekstualkan dengan tren perubahan yang ada, baik tren pasar maupun tren perilaku pelannggan. Sebab itu, repositioning secara kontinu itu diperlukan.

4. Own, Dominate, Protect
Positioning yang kuat harus tersusun dari kata-kata pilihan yang ampuh merebut atensi pelanggan. Positioning juga sebisanya mendominasi kategori yang akan dimasuki. Secara kontinu, posisi dominan tersebut dipertahankan dari positioning pesaing/

5. Use Their Language
Bahasa sangat menentukan dalam penyampaian positioning. Gunakan komunikasi dengan bahasa yang digunakan oleh target pasar agar mudah dipahami dan membangun kedekatan dengan pengalaman mereka.

—–
Disadur dari The Official MIM Academy Coursebook “BRAND OPERATION” (2010)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka