Langsung ke konten utama

Implementasi IA-CEPA Maksimalkan Akses Pasar UMKM Indonesia Melalui Standardisasi



 Indonesia dan Australia telah mencapai kesepakatan perjanjian kemitraan ekonomi yang komprehensif dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang saat ini sudah masuk dalam tahap implementasi. Beragam program pengembangan perdagangan dan investasi ditawarkan yang semakin membuka potensi kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia. Katalis merupakan bagian dari inisiatif implementasi IA-CEPA selama periode lima tahun (2020 – 2025) yang bertujuan mewujudkan peluang dalam IA-CEPA. Dalam kaitan dengan hal ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menerima audiensi Perwakilan Katalis pada Senin (27/2/2023) di Kantor BSN, Jakarta.

Kunjungan Katalis ke BSN dilaksanakan dalam rangka eksplorasi lebih lanjut mengenai kegiatan peningkatan kompetensi bagi para UMKM, termasuk UMKM Binaan BSN dengan fokus pada produk agri-products, herbal, dan farmasi untuk tahun 2023. “Kami telah melakukan preliminary activity, yang melibatkan Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN di Bandung, Jawa Barat. Dalam kegiatan tersebut, UMKM produk rendang; sepatu; minuman herbal; hingga sepeda di Bandung sangat berpotensi untuk memanfaatkan akses pasar ekspor ke Australia,” sebut Analis Standardisasi Ahli Madya BSN, Aderina Uli Panggabean, dan jangan lupa, berbicara mengenai standar perlu diikuti dengan dukungan infrastruktur mutunya yaitu Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) seperti Lembaga Sertifikasi serta Laboratorium Uji.

Banyaknya UMKM di Indonesia dengan beragam produk yang ditawarkan diyakini dapat mengambil peranan yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, “UMKM  Indonesia dapat dibantu untuk ditingkatkan keahlian dalam hal manajemen guna memenuhi persyaratan ekspor, dan dalam konteks kerjasama IA-CEPA, UMKM Indonesia dapat mengoptimalkan pasar Australia atau bersama Australia ke tujuan pasar negara ketiga,” jelas Analis Standardisasi Ahli Muda BSN, Evan Buwana.

Berbagai kegiatan IA-CEPA dapat semakin membuka akses pasar ke Australia atau negara tujuan ekspor lainnya dan sejalan dengan itu akan teridentifikasi pula potensi economic powerhouse Indonesia – Australia sehingga dapat meningkatkan keberterimaan atas persyaratan standar negara tujuan ekspor. Adapun economic powerhouse Indonesia – Australia adalah kerja sama perdagangan yang tidak hanya ditujukan untuk pasar kedua negara, tetapi juga pasar negara ketiga atau pasar dunia.


Sharing knowledge dan kerja sama dengan stakeholders untuk menentukan UMKM Indonesia yang berkomitmen tinggi hingga diadakan traning of trainee dan technical visit bagi para UMKM Indonesia agar dapat memahami lebih baik tentang persyaratan ekspor ke Australia merupakan bagian dari solusi untuk meningkatkan kemampuan UMKM Indonesia secara komprehensif, sambung Evan.


Katalis akan menyusun proposal pelatihan berkenaan dengan program peningkatan kompetensi UMKM Indonesia.  “BSN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) akan ikut serta dalam program Katalis sesuai perjanjian IA-CEPA, diantaranya adalah pelatihan bidang standardisasi (aligning standards) yang ditujukan bagi para pemangku kepentingan termasuk UMKM Binaan BSN, khususnya produk agri-products, herbal, dan farmasi untuk tahun 2023 ini,” sebut Moekti Prasetiani Soejachmoen, Lead Advisor Market Access IA-CEPA Katalis.


Pertemuan ini juga dihadiri oleh Analis Standardisasi Ahli Madya BSN, Titin Resmiatin, Analis Standardisasi Ahli Madya BSN, Febriyanto Nugroho, perwakilan teknis lingkup Deputi Bidang Pengembangan Standar, serta Tim Market Access Katalis yang juga menjajagi bidang lain seperti kesehatan (health) dalam kerangka pengembangan standar yang potensial untuk masuk dalam kegiatan implementasi IA-CEPA ini.


Sumber: https://bsn.go.id/main/berita/detail/16417/implementasi-ia-cepa-maksimalkan-akses-pasar-umkm-indonesia-melalui-standardisasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka