Langsung ke konten utama

Microsoft Office Kini Bisa Dipakai di Chromebook

Mengusung semua layanan dan produk ke platform lain adalah DNA baru Microsoft saat ini. Meskipun mereka baru saja merilis Windows 10 S yang digadang-gadang menjadi pesaing Chromebook, tetapi di sisi lain ternyata Microsoft juga bekerja sama dengan Google untuk memberikan dukungan penuh Microsoft Office kepada pengguna Chromebook.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat salah satu hal yang membuat Chromebook kurang begitu booming adalah tidak adanya dukungan aplikasi populer seperti Microsoft Office dsb. Kini dengan dukungan Google Play — ditambah dengan dihadirkannya Microsoft Office ke Chromebook, maka berkurang lagi satu halangan berat bagi Chromebook untuk jadi populer, khususnya di kalangan pelajar. (Baca juga: 9 Alasan Kenapa Microsoft Perlu Waspada dengan Aplikasi Android di Chromebook)
Tetapi memang ada bintang-bintangnya ya. Jadi untuk Chromebook dengan ukuran layar dibawah 10.1 inch, Microsoft Office bisa dipakai untuk edit dan membuat dokumen dengan gratis. Tapi kalo di Chromebook dengan ukuran layar 10.1 inch keatas, kamu harus berlangganan Office 365 supaya bisa edit dan membuat dokumen dengan Microsoft Office ini. (Baca juga: Inilah Manfaat Berlangganan Office 365)
Anyway ini kabar gembira bagi pengguna Chromebook, yang sebenarnya untuk saat ini masih kurang begitu populer di Indonesia. Tetapi dengan adanya dukungan aplikasi melimpah dari Google Play, ditambah dukungan Microsoft Office — dan WinPoin yakin aplikasi unggulan Microsoft lain akan segera menyusul, bukan tidak mungkin loh popularitas Chromebook bakal terus merangkak naik.
sumber: https://winpoin.com/microsoft-office-kini-bisa-dipakai-di-chromebook/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...