Langsung ke konten utama

Tips Temukan Orang Kepercayaan

Apakah Anda tipe entrepreneur yang susah mempercayakan pekerjaan penting dalam usaha pada orang lain? Bisa jadi banyak entrepreneur yang gila kendali seperti ini. Setiap saat ingin menangani pekerjaannya sendiri. Hingga suatu saat, ia jatuh sakit atau tidak bisa bekerja karena berbagai alasan yang tak terelakkan. Lalu bagaimana solusinya?

21 Nov 2012

 Mudah saja sebenarnya. Solusinya hanyalah delegasi tugas. Namun, bagi Anda yang susah mempercayakan pekerjaan penting dalam bisnis Anda pada orang lain, akan sangat merepotkan pula jika semua pekerjaan dalam menjalankan roda bisnis bergantung pada Anda. Anda juga harus berpikir bagaimana agar perusahaan Anda tetap bisa berjalan dan menghasilkan untung meski Anda tidak bekerja lagi. Itulah tahap yang perlu dicapai entrepreneur.

 

Untuk itu, penting sekali artinya bagi entrepreneur untuk memiliki orang kepercayaan. Sayangnya, memilih orang kepercayaan susah-susah gampang. Tidak ada resep khusus memang tetapi jika bisa diringkas dalam kiat simpel yang praktis, inilah yang bisa Anda pelajari dalam memilih orang kepercayaan.

 

Temukan orang dengan karakter dan integritas yang baik

Karakter yang positif dan teruji harus dimiliki oleh kandidat yang Anda akan jadikan orang kepercayaan. Jangan berspekulasi dengan merekrut orang yang belum dikenal baik. Setidaknya kenali seluk beluk kepribadian kandidat selama beberapa waktu. Integritas juga jangan sampai dilupakan. Jika calon orang kepercayaan cenderung suka berpikiran sempit dan menggadaikan apapun demi keuntungan jangka pendek, mungkin ia bukan orang yang tepat.

 

Cari orang gila

Bukan berarti mereka harus berkepribadian eksentrik, bergaya aneh atau sejenisnya. Orang-orang gila ini adalah jenis orang-orang yang mau bekerja lebih panjang, lebih keras. Lebih cerdas, lebih segala-galanya dibandingkan staf biasa yang Anda miliki.

 

Harus miliki idealisme yang sama

Calon yang Anda akan pilih haruslah memiliki idealisme yang sama dengan Anda. Visi dan misi yang mirip perlu dimiliki agar gerak kerja perusahaan lebih terfokus. Bayangkan jika sebuah kapal memiliki dua nahkoda dengan tempat tujuan yang berbeda. Saat nahkoda utama tertidur, nahkoda kedua akan memutar arah ke tujuan yang berbeda. Akan sangat merepotkan bukan?

 

Pastikan berani dalam ambil keputusan

Keberanian kandidat orang kepercayaan dalam mengambil keputusan atas kebaikan perusahaan adalah mutlak. Ia juga harus bersedia memberikan penjelasan dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang ia ambil saat Anda tidak berada di tempat.

 

Tak perlu anggarkan imbalan tinggi

Berkebalikan dengan banyak pendapat orang di luar sana, imbalan (entah itu gaji, bonus, atau fasilitas lain) bagi orang kepercayaan tidak perlu harus yang terbaik. Bukan karena Anda tidak mau memberikan yang sepantasnya, tetapi patut dipahami bahwa tidak semua orang masuk dan bekerja dalam sebuah perusahaan hanya demi uang. Meski demikian, jangan sampai besaran imbalan itu terlalu kecil dan kurang manusiawi. Sesuaikan dengan tingkat kewajaran.  Memberikan terlalu banyak akan membuatnya rakus dan sebaliknya, terlalu sedikit akan membuatnya tidak bisa bekerja dengan lebih baik.

 

Ciptakan suasana kerja yang baik

Atmosfer kerja yang kondusif sangat krusial dalam membuatnya betah bekerja. Suasana yang kondusif ini juga perlu untuk mendorong terjadinya persaingan yang sehat. Persaingan ini semestinya memajukan bukan memecah kesatuan tim bisnis dalam perusahaan Anda.

 

Saat ia tidak setia, jangan salahkan

Satu aspek yang paling sensitif dalam memilih orang kepercayaan tentu adalah kepercayaan itu sendiri. Trust merupakan aset yang abstrak tetapi nilainya begitu tidak terkira. Dan kepercayaan ini berkaitan erat dengan kesetiaan seseorang pada perusahaan dan Anda sebagai pemilik/ entrepreneur yang memberikan kepercayaan. Saat seseorang menampik tawaran kita untuk menjadi orang kepercayaan atau di tengah jalan berubah haluan dan mengabdi pada perusahaan lain, jangan salahkan orang tersebut. Salahkan diri kita sendiri. Jangan menyusahkan diri dengan membuat alasan atau excuse. Justru itu harus menjadi cambuk bagi Anda dan perusahaan untuk mawas diri dan melakukan perbaikan. Apa yang membuat orang sekompeten dia meninggalkan perusahaan Anda? (*AP)
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka