Langsung ke konten utama

Indonesia Butuh 4,76 Juta Wirausaha Baru

Oleh: Tio Sukanto
Minggu, 14 Oktober 2012, 14:30 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Untuk menjadi negara yang bisa berdaya saing, setidaknya Indonesia harus memiliki 2% wirausaha dari 238 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 4,76 juta wirausaha baru dengan beragam profesi dan keahlian.

Terkait hal tersebut pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berkomitmen untuk mendukung program-program peningkatan kualitas dan kuantitas kewirausahaan di Indonesia.

Demikian disampaikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar dalam keterangan tertulis di Jakarta Sabtu kemarin (13/10/2012).

"Wirausaha menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi global, sekaligus solusi mengurangi kemiskinan serta menyerap pengangguran," kata Muhaimin.

Menurut Muhaimin, meski diterpa krisis ekonomi peran wirausaha telah teruji kehandalannya. Dia mencontohkan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, ekonomi mampu bertahan tanpa tergantung kondisi moneter internasional. "Dengan semangat kewirausahaan yang inovatif, kreatif dan berdaya saing, para pelaku wirausaha ini menjadi ujung tombak sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi, yang mampu menciptakan lapangan kerja baru," kata Muhaimin.

Muhaimin mengatakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mencatat angka pertumbuhan tertinggi 6,5%. Hal ini menurutnya dia sebagai salah satu bukti keberhasilan kelompok UMKM dan koperasi yang dilandasi jiwa wirausaha.

"Hampir 98% para pelaku bisnis di Indonesia tergolong dalam kelompok UMKM, maka kekuatan untuk menumbuhkan kelompok usaha ini harus menjadi prioritas pembangunan nasional. Oleh karena itu sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2010-2014, bakal ada 40.000 wirausaha baru sukses yang merupakan program prioritas nasional," kata Muhaimin.

Untuk meningkatkan kualitas wirausaha dan sektor UMKM dan koperasi, Kemnakertrans pun mengadakan pendekatan pengembangan manajemen kewirausahaan, pendampingan, bimbingan konsultasi, pemasaran, teknologi, produksi, pengelolaan keuangan dan bimbingan desain dan kemasan.

Dalam mengembangkan program wirausaha, Kemnakertrans berkomitmen menggelar pelatihan wirausaha di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu juga menjalin sinergitas antar kementerian dan lembaga, Kemnakertrans pun membuka kerjasama dengan Ciputra, Asian Productivity Organization (APO), ILO,Kadin, Apindo, PJI, IWAPI, HIPMI dan lain-lain. [mel]
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka