Langsung ke konten utama

Pemerintah Dorong Digitalisasi UMKM guna manfaatkan Fintech

Pemerintah Dorong Digitalisasi UMKM Guna Manfaatkan Fintech

CNN Indonesia
Pemerintah Dorong Digitalisasi UMKM Guna Manfaatkan FintechPelaku UMKM membuat kerajinan berbahan baku 'clay' tepung di sentra industri rumahan Keranji, Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (19/1).(Antara Foto/Yahanam Sulam)
JakartaCNN Indonesia -- Badan Ekonomi Kreatif mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mengikuti tren digital dengan turut mengadopsi teknologi yang berkembang. Dengan digitalisasi bisnis diharapkan UMKM akan lebih mudah mendapatkan pembiayaan menyusul maraknya jasa keuangan online (fintech).

"UKM harus bisa terlacak secara digital karena untuk membangun kredibilitas karakter. FinTech sendiri juga menganalisis lewat digital jadi UKM harus rajin update," ujar Fadjar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).

Perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi (fintech) yang sudah beroperasi di Indonesai saat ini antara lain Modalku dan HelloPay.

Direktur Utama Modalku, Reynold Wijaya mengatakan dengan mengadopsi teknologi digital, bisnis UMKM akan mudah terlacak oleh aplikasi yang dikembangkan perusahaannya. Dengan begitu, data histori bisnis UMKM dengan mudah dapat diketahui cerita dan bisa menjadi tolok ukur kelayakan pemberian kredit.

Hal senada juga disampaikan oleh Mario Gaw, Direktur HelloPay Indonesia. Dia mengatakan, selain mengikuti tren digital, pelaku UMKM di Indonesia juga harus memperhatikan perilaku bisnisnya karena terkait dengan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang dipasarkannya.

"Mereka yang tadinya tidak menyentuh digital tinggal di desa, nantinya ketika sudah menyentuh digital harus tetap menjaga kepercayaan konsumen," kata Mario.


Menurut Mario, pelaku UKM harus punya tanggung jawab terhadap konsumen meski transaksi bisnisnya dilakukan secara online atau tanpa tatap muka.

Harus Seimbang

Terkait layanan finansial berbasis digital (fintech), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyosori akutabilitas dan sistem perlindungan konsumen dari bisnis ini. Untuk itu, OJK tengah menyusun regulasi khusus untuk mengatur bisnis fintech di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad mengaku baru saja berkunjung ke Singapura untuk melihat bagaimana fintech dapat berjalan seimbang dengan sistem keuangan riil. Untuk itu, Muliaman mendorong perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia untuk melakukan kajian mendalam mengenai potensi dan risiko bisnis layanan keuangan berbasis digital ini.

"Kita ingin fintech dapat berjalan baik dan seimbang di Indonesia," ujarnya.


Upaya OJK mengatur bisnis fintech mendapat dukungan dari bos Modalku, Reynold Wijaya. Ia menilai pengawasan dan pengaturan oleh OJK dibutuhkan guna menghindari tindak kriminal dalam layanan finansial digital. Dengan begitu akan terbangun pasar penyedia layanan finansial digital (marketplace) yang sehat.

"Jangan terlalu lama tidak ada regulasi. Jadi mendukung inovasi iya tapi juga seimbang dengan adanya regulasi." katanya.

Namun, Ketua Oliver Wyman Indonesia Jason Ekberg mengingatkan OJK agar tidak terlalu berlebihan dalam mengatur bisnis fintech. Pasalnya, jika aturan yang diberlakukan nantinya terlalu berat, maka akan menghambat bisnis layanan pembiayaan digital

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka