Langsung ke konten utama

Tujuh Bentuk Social Commerce

Tujuh Bentuk Social Commerce

May 13, 2013 | By Darus Salam+

Sumber Ilustrasi: http://technorati.com/technology/article/social-annex-debuts-mobile-social-commerce/

Menggunakan jejaring sosial sebagai media berjualan bukan lagi hal yang aneh. Hari ini transaksi ekonomi tidak hanya terjadi di pasar tradisional, namun juga berlangsung dari satu smartphone ke smartphone yang lain. Saking beragamnya transaksi yang terjadi, orang mulai kesulitan untuk mengidentifikasi jenis dan pola yang ada. Berikut adalah 7 bentuk social commerce yang dirilis oleh Mashable untuk mempermudah:

1. Peer-to-peer sales platforms
Merupakan "tempat" dimana transaksi terjadi berdasarkan komunitas. Setiap orang melakukan komunikasi sekaligus menjual produk langsung kepada orang lain. Contohnya adalah eBay, Etsy, dan Amazon Marketplace.

2. Social network-driven sales
Penjualan dalam kategori ini terjadi berkat dorongan jejaring sosial yang sudah populer. Transaksi juga bisa terjadi dalam jejaring itu sendiri. Contoh dalam hal ini adalah Facebook, Pinterest, dan Twitter.

3. Group Buying
Dalam group buying, produk dapat dijual dengan tingkat harga yang lebih murah bila ada beberapa pembeli. Misalnya adalah Groupon dan LivingSocial.

4. Peer Recommendations
Adalah situs yang menunjukkan ulasan dari para pembeli sebelumnya untuk meningkatkan nilai tawar produk. Biasanya, imbalan akan diberikan pada orang-orang yang bersedia untuk menceritakan dan berbagi pengalaman berbelanjanya melalui media sosial kepada orang lain. Contohnya adalah Amazon, Yelp, dan JustBoughtIt.

5. User-curated shopping
Merupakan situs berbelanja yang dapat digunakan oleh pengguna untuk membuat dan berbagi dengan orang lain mengenai daftar produk dan jasa yang bisa dibeli. Sebagai contoh adalah The Fancy, Lyst, serta Svpply.

6. Participatory Commerce
Adalah bentuk commerce dimana para konsumen terlibat langsung dalam proses produksi. Misalnya adalah crowd funding seperti Kickstarter, Threadless, dan CutOnYourBias.

7. Social Shopping
Commerce yang masuk dalam kategori ini adalah situs yang berusaha untuk menghubungkan konsumen yang berbelanja offline melalui forum chatting untuk berbagi opini dan saran.
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...