Langsung ke konten utama

NETWORKING IS HELPING

NETWORKING IS HELPING

Di kantor saya dulu ada seorang karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja di tempat kami. Sebut saja namanya Hilman, atau biasa kami panggil Abang, karena memang dia berasal dari Sumatera Utara.
Saya sangat mengagumi sosok beliau, karena kemampuannya yang sangat hebat dalam membina network. Abang mempunyai network yang sangat luas di semua lembaga pemerintahan, asosiasi, perusahaan lain sampai merambah ke kedutaan. Mungkin saya belum pernah mengenal orang lain yang mempunyai network seluas Abang.
Dan karena saya suka belajar, maka saya ajaklah Abang ngobrol ngobrol dan bertanya apa sih kuncinya dalam mengembangkan networknya.
Jawabannya sederhana dan akan membuat saya kagum.

"Mas Pam, networking is not only knowing people. Networking is about giving, networking is about helping  Giving to others. And helping others"
(Networking atau relationship itu tidak hanya tentang mengenal orang lain. Tetapi yang lebih penting, networking itu berarti memberi dan membantu. Memberikan sesuatu kepada orang lain. Membantu orang lain).

Banyak orang tidak mengerti tentang networking. Dipikirnya bahwa saat kita membutuhkan bantuan.
Tempatkan kita pada posisi mereka, apakah anda mau membantu orang yang hanya  sedikit anda tahu, tukar kartu nama, kemudian hanya menelpon pada saat dia perlu bantuan?
Why would you do that?
Nobody would do that, right?

Makanya "Abang" selalu memulai dengan mengenal orang, kemudian Abang akan  menjelaskan di mana dia bekerja dan bertanya barangkali ada yang dia bisa bantu kepada orang tersebut?
Kemudian Abang selalu berusaha mengontak orang tersebut sekedar untuk bilang "Hai, apa kabar?" dan bertanya lagi barangkali ada yang bisa dibantu.
That's the concept of networking that I learned from Abang.
It is about giving, giving and giving.
It is about helping, helping and helping, and hopefully he will never receive.

Jadi kata Abang, networking itu berarti membantu, membantu, dan membantu orang lain.
Networking itu berarti memberi, memberi dan memberi, dan semoga tidak pernah menerima.
Tetapi kalau suatu saat bener bener kepepet, ya terpaksa kita meminta bantuan, dan biasanya kita akan mendapatkan.

At least, our chance to get help will be much bigger that people who never helped in the past.

Stephen Covey dalam bukunya 7 habits for highly effective people menganalogikan hal ini dengan konsep menabung di rekening bank kan. Kita simpan uang kita sedikit sedikit di rekening bank, dan pada saat kita membutuhkan kita bisa mengambilnya, kan?
Lha kalau kita tidak pernah naruh uang di rekening kita? Kalau kita kepepet, apa yang mau kita ambil.

Wow! Simple concept tapi mengena , kan?
Dan begitu banyak di antara kita yang tidak mengerti hal sederhana ini.

Begitu banyak yang hobbynya datang ke sosial event, turnamen golf, Gala Dinner, pernikahan, bawa kartu nama setumpuk, tukar menukar kartu nama, and that's it.
Nanti kalau butuh baru nelpon untuk minta bantuan, atau jualan (lebih buruk lagi!).
What did you do to earn your right to ask for help?

Dan itulah yang menjadi salah satu culture shock saya pada saat pindah dari satu negara ke negara lain.
Waktu saya di luar negeri, dan keluarga saya mau pindahan ke negara lain, teman-teman saya di sana pada nelpon dan nanya,"Mau pindahan ya, apa yang bisa dibantu? Dibantu nge-pack, dibantu jagain anak-anak, atau dibawain makanan?"

They offered to GIVE, GIVE and GIVE.
They offered to HELP, HELP AND HELP.

Tetapi waktu kami mau pindah dari Indonesia ke negara lain (tahun 2010), banyak yang nelpon juga dan bertanya,"Mau pindah ke luar negeri lagi ya? Ada barang yang gak dibawa nggak (kulkas, mebel atau TV) yang bisa saya ambil"

(This was a true story).
They offer to receive, receive and receive.
I hope you see the difference.

Terus selain Giving and Helping, teknik teknik apa lagi yang kita bisa lakukan untuk membangun jaringan networking kita?

1. PREPARE YOUR SHORT INTRODUCTION (Who you are and what you can do to help)
Bersiap siaplah pergi ke medan networking anda. Mau itu pernikahan, turnamen golf, dinner

asosiasi industry atau seminar, siapkan your short introduction. The intro should be attractive, menarik dan membuat orang curious tentang anda, dan jangan lupa menyampaikan area apa yang anda bisa bantu.
In short, your intro should represent who you are and what you can do to help.
If your intro is good, mereka akan stay dan meneruskan pembicaraan dengan anda, instead of just move on to the next person.
Kalau perlu, hafal dan latihlah introduction anda.

2. GET OUT and MINGLE
Setelah anda siapkan introduction anda, it is time to get out and mingle.
Ada teman saya yang mengeluh karena tidak punya network yang luas. Tapi dia sendiri pemalu dan tidak pernah datang ke networking event. How?
So ... it is time to get out, be brave and introduce yourself.
Cari info sebanyak banyaknya tentang community yang anda targetkan, cari info tentang seminar, gala dinner, atau event event lain yang bisa anda hadiri and go ahead .... make your day.

3. SELECT YOUR TARGET
Lets face the reality, you will do the network with a certain purpose and objective.
In order to make sure that you achieve your objective, you need to be selective and target the right audience that you want to focus on.
Look at the community members, look at the participanys of the events, and if necessary learn about them (personally, their company or their organization) so that your conversation will be much more meaningful.

4. GET A SECOND DATE
Ingat, the public event hanyalah sebuah permulaan. Karena di situ anda belum punya kesempatan untuk membangun sebuah relationship yang cukup intensive agar dua belah pihak bisa saling "membantu".
For some of your targets, follow up with email or calls and ask them for a meeting, dinner, discussion or coffe session.

5. USE SOCIAL MEDIA
Jangan melupakan sosial media (Facebook, Linkedin, ...etc). They dont replace your physical networking. Tetapi anda bisa menggunakan mereka at yoir advantage untuk melengkapi networking anda.
Namun sosial media juga bisa menjadi bumerang, membawa pengaruh positif atau negatif untuk personality brand anda.
Hati hati dan benar benar jaga diri dan kontrol comment atau picture yang akan anda pasang.

6. NURTURE YOUR NETWORK

After the step 1-5, sekarang anda mestinya sudah punya daftar yang cukup panjang dari orang orang yang bisa anda masukkan ke dalam daftar intensive networking relationship anda.
Seperti sebuah tanaman bunga, networking juga haris disirami air. Make sure you maintain and nurture the relationship.
Ingat, kuncinya adalah pada "What you can do to help them", dan bukan sebaliknya.

Because ... remember ... NETWORKING IS ABOUT GIVING AND HELPING ....


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka