Langsung ke konten utama

Mengambil keuntungan dari Internet Indonesia

Bernas.id - Menarik membaca data yang baru saja dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengenai penggunaan Internet di Indonesia sepanjang tahun 2017. Data terbaru menunjukkan angka 143,26 juta pengguna Internet Indonesia, hampir 54,68%, angka yang seolah menunjukkan masyarat Indonesia sudah 'melek' Internet.
Tapi data ini diperkuat lagi dengan sebaran pengguna Internet yang ternyata 58,08% berada di Jawa, 19,09% di Sumatera, dan sisanya ada di daerah lain. Artinya infrastruktur jaringan Internet berada di 2 pulau ini maka pengguna Internetnya bisa bertumbuh dengan baik.
Sebaran usia juga menunjukkan data menarik, 75,5% di usia 13-18 tahun, 74,23% di usia 19-34 tahun, dan 44,06% di usia 35-54 tahun, tidak ketinggalan 15,72% di usia >54 tahun. Usia produktif sudah tahu dan mahir menggunakan Internet. Dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 51,43% dan perempuan 48,57%. Data ini juga menunjukan target market yang bisa diraih di dunia Internet Indonesia.
Dari segi latar belakang pendidikan juga menunjukkan data menggembirakan, selain S2/S3 sejumlah 88,24%, S1 sejumlah 79,23%, SMA sederajat mencapai 70,54%, SMP mencapai 48,53%, dan yang menarik lulusan SD mencapai 25,1%. Semakin baik latar belakang pendidikannya, semuanya semakin mengenal Internet.
Sekarang dari segi perangkat yang digunakan, 25,7% masih menggunakan laptop untuk mengakses Internet, sedangkan 50,08% gunakan smartphone atau tablet. Penggunaan smartphone dan tablet memang meningkat pesat dalam kurun 5 tahun terakhir. Bahkan sekarang kemampuan smartphone melebihi spesifikasi laptop dalam beberapa hal.
Dari segi market kelas ekonomi atas menggunakan Internet hingga 93,1%, menengah 82,95%, bawah 58,55%, sangat bawah 21,72%, ternyata mereka semua menggunakan Internet sangat baik.
Berikutnya data penggunaan aplikasi berbayar saat ini hingga 11,41%, sedangkan yang berlangganan mencapai 6,29%. Aplikasi berbayar semakin mendapatkan posisi, dimana pengguna mulai terbiasa untuk membayar layanan aplikasi dan langganan aplikasi yang mereka rasakan manfaatnya.
Dari segi tempat sebagian besar masih mengakses dari area urban 72,41%, rural-urban 49.25% dan rural 48,25%. Usaha pemerintah yang giat menggelar jaringan Internet hingga ke area rural ini patut diapresiasi. Perangkat yang digunakan di area tersebut juga masih menggunakan smartphone sebesar 70,96%, rural-urban 45,42% dan 42,06% di area rural. Ini menunjukkan smartphone semakin menjadi pilihan untuk mengakses Internet.
Data awal menggunakan Internet juga menunjukkan data menarik, dimana tahun 2016-2014 menjadi awal tahun penggunaan Internet mereka sebesar 37,12%. Kita ingat tahun-tahun ini memang geliat perkembangan smartphone dan Internet sangat tinggi.
Sebagian besar Internet diakses menggunakan smartphone 59,31% di kabupaten kota, diikuti kedua perangkat (laptop dan smartphone) sebesar 38,31%. Dan penggunaan akses menggunakan laptop semakin menurun 0,65% saja. Data yang sama juga ditunjukkan di area lainnya. 
Nah, sekarang dari jenis aplikasi yang digunakan. Pertama adalah chatting 89,35%, sosial media 87,13%, search engine 74,84%, lihat video 69,64%, download video 70,23%, download gambar 58,77%, selebihnya artikel 55,3%, email 33,99%, beli barang 32,19%, pendaftaran online 16,97%, jual barang 8,12% dan terakhir akses perbankan 7,39%. 
Kalau urusan untuk manfaatnya, tetap 45,14% untuk mencari harga, membantu pekerjaan 41,04%, informasi pembeli 37,82%, beli online 32,19%, cari kerja 26,19%, transaksi perbankan 17,04% dan jualan online 16,83%.
Nah, sekarang kita lihat polanya. Sebagian besar sudah 'melek' Internet, tahu cara menggunakan Internet, dan tersebar di area urban dan rural-urban. Ini target ekonomi yang baik, dan kelasnya kelas atas hingga bawah. Sedangkan penggunaan smartphone menjadi titik penting, dimana aplikasi, website dan system yang kita punya harus bisa diakses dari smartphone. Untuk berbagai penggunaan, aplikasi kita harus ramah dengan smartphone, atau istilah teknisnya mendukung HTML5. 
Sekarang ini semua smartphone telah dilengkapi dengan browser yang mendukung HTML5, dan semuanya bisa digunakan dengan mudah. Aplikasi yang kita kembangkan minimal harus mendukung ini. Website yang kita punya harus mendukung HTML5, dan semua harus mudah diakses, dan ramah terhadap search engine, terutama Google dan Bing yang sekarang menjadi search engine yang paling banyak digunakan. 
Lengkapi diri kita, usaha kita dengan kemampuan ini. Menggunakan Internet untuk berbagai kepentingan, dan harus bisa diakses dari Internet dengan mudah. Salah satunya dengan menggunakan berbagai aplikasi yang membantu kita untuk memaksimalkan potensi kita di Internet.
Salam StartSmeUp! 

sumber: https://www.bernas.id/61847-mengambil-keuntungan-dari-internet-indonesia.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka