Langsung ke konten utama

Strategi Menganalisis Lanskap Bisnis dengan TOWS

Strategi Menganalisis Lanskap Bisnis

May 19, 2013 | By + 0 Comments

 


diagram 4C Strategi Menganalisis Lanskap Bisnis
Bagi seorang pebisnis pemula, menganalisis lanskap bisnis menjadi hal mutlak yang harus dilakukan terlebih dahulu. Tidak asal berbinis, meluncurkan produk, dan sebagainya. Tak hanya bagi pebisnis pemula, menganalisis lanskap bisnis juga wajib dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah mapan sekalipun.
Kenapa? Karena lanskap bisnis senantiasa dinamis dan berubah. Sebab itu, perusahaan secara kontinu perlu memperhatikan dinamika itu agar tetap relevan bagi pasar di eranya.
Berikut adalah metode untuk menganalisis lanskap bisnis secara komprehensif. Metode ini populer disebut dengan model 4C diamond. Pebisnis maupun pemasar harus paham benar 4C tersebut, yakni Change, Customer, Competitor, dan Company. Keempatnya akan dibahas secara terpisah dan tentunya lebih mendalam dalam artikel terpisah.
1. Change
Perubahan ada di mana-mana. Kekuatan perubahan yang paling besar dan tidak terhindarkan ada pada teknologi. Sebab itu, teknologi disebut sebagai primary forces of change. Pemikir Alvin Toffler pernah berujar bahwa teknologi (baik itu teknologi pertanian, industri, komunikasi, dan sebagainya) memiliki kekuatan untuk mengubah cara manusia hidup di dunia ini. Kekuatan perubahan paling kentara dirasakan oleh orang-orang masa kini adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Internet, ponsel pintar, komputerisasi, dan segala yang terkait dengannya telah mengembuskan angin perubahan di hampir segala lini kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi ini memengaruhi empat elemen lain dalam Change, yakni ekonomi, politik-legal, sosio-kultural, dan market. Teknologi membuat keempatnya senantiasa berubah dan dinamis. Hal-hal inilah yang layak diperhitungkan lebih dahulu oleh pebisnis maupun pemasar sebelum menjalankan bisnis maupun aktivitas pemasarannya.
Di era sekarang, era yang oleh MarkPlus disebut sebagai New Wave Marketing, teknologi paling tidak mengembuskan tiga pergeseran global yang juga dirasakan di empat ranah di atas, yakni pergeseran dari Eksklusif ke Inklusif, dari Vertikal ke Horizontal, dan dari Individual ke Sosial.
2. Customer
Perubahan di atas juga akan menyentuh sisi pelanggan. Sebagai pihak yang disebut sebagai “value demander”, pelanggan mengalami beberapa perubahan yang layak diperhatikan oleh pemasar. Misalnya, perhatikan berapa besar pelanggan yang committed, berapa lagi pelanggan yang hilang, dan berapa lagi pelanggan baru yang muncul di dalam lanskap bisnis yang baru itu. Misalnya, jangan sampai kita ngotot memasarkan ponsel ala komunikator di tengah pelanggan yang sudah gandrung dan mampu membeli ponsel-ponsel pintar dengan varian dan teknologi yang makin kreatif. Sebab itu, dalam hal ini, pemasar maupun pebisnis harus jeli memetakan apa saja yang menjadi perilaku, kebutuhan, kecemasan, harapan pelanggan di era sekarang.
3. Competitor
Di lanskap persaingan, pemasar dan pebisnis harus mengamati terjadinya perubahan, khususnya dalam kaitannya dengan value migration. Migrasi nilai ini tak lepas dari perubahan kebutuhan pelanggan sebagai value demander dan perusahaan (kompetitor) sebagai penyedia kebutuhan (value supplier).
Pemasar sebaiknya memperhatikan pemain-pemain lain yang kemungkinan besar akan menjadi lebih kuat, lebih lemah, menjadi pemain baru yang bersinar, atau bahkan yang mendadak keluar dari lanskap persaingan. Tentu saja, pemasar harus lebih memperhatikan para pesaing potensial.
4. Company
Setelah melihat perubahan dan dinamika dari ketiga lanskap tadi, pemasar dan pebisnis saatnya melihat sisi internal perusahaan. Perusahaanlah yang akan menentukan langkah bisnis apa yang akan dilakukan. Sebab itu, perusahaan di sini memiliki peran sebagai value decider.
Apa saja yang patut dianalisis dari internal perusahaan? Pemasar dan pebisnis perlu melihat dan menganalisis apa yang menjadi kompetensi perusahaan (existing competence), peluang-peluang (strecth possibilities), dan cara dan sikap perusahaan atas risiko (risk-attitude).
Model analisinya adalah TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength) dan bukan SWOT. Alasannya, agar perusahaan bisa menentukan strategi yang efektif. Sebab itu, perusahaan lebih dahulu mempertimbangkan faktor real di ranah eksternal, tekait dengan ancaman maupun peluang-peluang yang ada. Cara melihatnya harus secara outside-in dan bukan inside-out. Dengan menganalisis secara TOWS, perusahaan akan lebih akurat dalam memasuki pasar karena tidak terjebak dalam hal-hal yang terkait dengan masa lalu perusahaan. Dengan demikian, cara TOWS ini lebih mengarahkan perusahaan pada masa depan yang senantiasa berubah dan menyuguhkan peluang-peluang baru.
Catatan: di era New Wave Marketing, terjadi penambahan faktor C sehingga menjadi 5C, yakni connector. Di era serba terhubung (connected society), faktor konektor ini sangat penting dan harus mendapat perhatian bagi pemasar dan pebisnis era sekarang. Bahasan tentang konektor ini akan dilakukan dalam tulisan berikutnya.
Referensi: MarkPlus on Strategy, Gramedia: 2005
- See more at: http://the-marketeers.com/archives/strategi-menganalisis-lanskap-bisnis.html#sthash.OoDd3RUL.dpuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah blog menjadi mesin uang

You probably know that while visits are nice, leads, well, are so much nicer. Simply put, blogging for the sake of driving more traffic to your website doesn’t cut it any more. You need to find a way to monetize your content. The real value lies in the ability to take this traffic and convert it into real leads, and eventually revenue, for your company. >  Learn how to monetize your content with Roojoom Back in 2014, HubSpot’s research found that marketers who prioritize blogging are  13 x more likely  to enjoy positive ROI. Not surprisingly, the same report found that marketers’ top two business concerns are increasing the number of leads generated, and turning those leads into customers. Once you’ve set your priorities straight, and start blogging at least once a week – if not twice or three times, it’s time to create a clear conversion path from your blog. This will help ensure that any top-of-the-funnel visitors can easily see what the next step is for th...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Tren Penggunaan AI di Indonesia

  Artificial Intelligence kini menjadi topik pembicaraan banyak orang berkat popularitas Generative AI (GAI) seperti   Midjourney   dan   ChatGPT . Namun, sebenarnya, AI sudah digunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Selain itu, AI juga digunakan di berbagai bidang, dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Di game, AI biasanya digunakan untuk menampilkan perilaku manusiawi dan responsif pada Non-Player Characters alias NPCs. Tak berhenti sampai di situ, AI kini juga bisa bermain game, layaknya manusia. Di 2017, AlphaGo buatan DeepMind berhasil mengalahkan pemain Go nomor satu di dunia,  Ke Jie . Sementara di 2019, OpenAI Five berhasil mengalahkan para pemain Dota 2 yang pernah menjadi juara dunia. Untuk mengetahui tren penggunaan AI di Indonesia, saya mengobrol dengan  Adhiguna Mahendra , Chief of Business, Product, and AI Strategy, Nodeflux. Awal Penggunaan AI di Indonesia Sebenarnya, AI sudah mulai digunakan di Indonesia sejak era 1980-an, u...