Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Mungkin anda perlu Asisten Bisnis Online (Online Sales Assistant)

Bernas.id - Perkembangan dunia e-commerce Indonesia sangat menarik. Hingga pemerintah menetapkan peta jalan e-commerce di November 2017, dan semuanya menjadi jelas. Salah satu yang dibidik adalah sumber daya manusia.  Ya, memang, sumber daya manusia Indonesia juga harus dipersiapkan. Hal ini menjadi sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi target, tetapi juga mampu mengelola dan mengembangkan industri yang berkaitan dengan e-commerce. Di mana saat ini semua semakin mengandalkan transaksi e-commerce untuk berkembang. Lihat saja para UKM bidang komputer yang semula marak ada di mal. Sekarang ini mereka bertahan dengan menggunakan berbagai platform bisnis online yang ada, dan menjual produknya di sana. Mal yang semua berkonsentrasi kepada produk teknologi, sekarang beralih ke kuliner. Tetapi tetap saja, di mana pun kita akan menemukan orang yang menggunakan smartphone-nya untuk beraktifitas. Oleh karena itu, para UKM juga harus segera mempersiapkan diri. Dalam berbagai kes

Siapkan bisnis anda ikut gelombang e-commerce di 2018 ini

Seiring dengan perkembangan ekonomi digital yang sedang dikebut pemerintah kita saat ini, maka sudah saatnya bisnis anda juga harus mempertimbangkan untuk ikut gelombang di dalamnya. Bagaimana caranya? Pertama, bergabunglah ke dalam platform e-commerce yang jelas banyak trafiknya. Mengapa harus demikian ? Membuat website sendiri adalah baik, dan membuat website sendiri yang memiliki kemampuan e-commerce juga baik. Tapi trafik belum tentu datang ke website kita. Peluang bisnis akan lebih mudah terjadi di website platform e-commerce yang besar. Sehingga kita harus ada di dalamnya. Dari sepanjang 2017, maka platform e-commerce yang paling menjanjikan untuk bisnis anda berikut ini datanya. IPrice melihatnya pertama berdasarkan platform e-commerce yang paling banyak dicari. Jadi konsentrasikan effort anda ke 5 platform ini. Kemudian, data ini juga mengarah kepada platform yang paling banyak diakses sepanjang 2017. Tidak lupa juga, sebagian besar pengakses e-commerce platform me

2017 e-commerce review for Indonesia

2017 e-commerce review for Indonesia By Digital News Asia  | Dec 25, 2017 Shopee put in a lot of effort and grew consistently, closed gap with Bukalapak Tight competition between Lazada and Tokopedia in terms of mobile shopping apps ACCORDING to the recent  Google Temasek  research, in 2017 e-commerce sales of first-hand goods will reach US$10.9 billion in gross merchandise value, up from US$5.5 billion in 2015, growing 41% CAGR. Google also mentioned that consumer interest in e-commerce has grown quickly across Southeast Asia, with Google Search interest for e-commerce brands growing more than two-fold in two years. In 2017, iPrice Group also saw many interesting things happening in Indonesia's e-commerce environment. Some examples: Aggressive move by Alibaba to Indonesia. They increased their stake from 51% to 83%, and in a few months, they  invested US$1.1 billion  in Tokopedia. New players: Amazon entered  Singapore  and  Australia . Salim gr

10 Ecommerce Trends That Will Shape Southeast Asian Ecommerce in 2018

10 Ecommerce Trends That Will Shape Southeast Asian Ecommerce in 2018 Written by Sheji Ho  on December 20, 2017 Facebook Twitter LinkedIn Alibaba’s entry into Southeast Asia served as social proof for many entrepreneurs and businesses that they were onto something big, which led to a year of exuberance for ecommerce in the region. “We’re just at the beginning, [the Alibaba-Lazada deal] will kickstart the whole cycle. It will attract more global investments into the region, and attract more entrepreneurs who now see this region as a great place to start a business.” — Stefan Jung, founding partner at Indonesia-based Venturra Capital in an interview with  Tech in Asia Even as we get closer to 2018, there are already numerous casualties in one of the most promising ecommerce growth markets in the world. Alibaba doubled down on its Lazada investment by  upping  its share from 51 percent to 83 percent and in a push to monopolize the market, put grips on Tokopedi